Foto : KHIDMAT, tampak siswa-siswi Kelas XI MIPA membaca Al Qur'an sebelum memulai PBM. (Dok. Wahida)

smadanews--SEBELUM memulai Proses Belajar Mengajar (PBM), Wahida SPdI MSi selaku guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Islam mewajibkan siswa yang diajarnya membaca Al Qur'an. Hal ini ia lakukan semata-mata untuk mengajak siswanya mencintai Kitab Sucinya.

"Salah satu tujuan saya adalah untuk menuntaskan Baca Tulis Al Qur'an di lingkungan SMA Negeri 2 Budong-Budong ini," ungkap Wahida usai mengajar.

Wahida menambahkan, sebenarnya sudah ada payung hukum pelaksanaan literasi Al Qur'an ini, yakni Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015. Sehingga, setelah Permendikbud ini keluar, pihaknya sudah memulai baca Al Qur'an. Namun dalam perjalanannya, baru efektif di awal Semester Ganjil tahun ajaran 2018/2019.

Dalam pelaksanaanya, Ibu satu anak ini menjelaskan, ada dua perlakukan yang ia berikan kepada siswa. Untuk siswa kelas X (sepuluh) dianjurkan untuk membaca Surah-Surah Juz Amma atau Juz 30. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa di jenjang ini yang belum lancar atau bahkan belum bisa membaca Al Qur'an.

"Sedangkan untuk kelas XI (sebelas) dan XII (dua belas), perlakuannya lain. Mereka dianjurkan membaca mulai dari Surah Al Baqarah. Jumlah ayatnya pun bervariasi, tergantung panjang dan pendeknya. Jika panjang, 5 sampai 7 ayat. Tapi jika pendek, kadang sampai 10 ayat, terang Guru yang juga Wali Kelas X IPS ini.

Selain membaca Al Qur'an, Wahida juga menganjurkan siswanya untuk menuliskan ayat-ayat yang sudah dibacakan sebelumnya. Ayat yang dituliskan itu, kemudian dijadikan acuan bagi Wahida untuk memberikan penilaian tambahan bagi siswa.

"Syukur Alhamdulillah, setelah berjalan efektif selama lebih kurang 6 bulan ini. Saya sudah menemukan banya perubahan. Dengan adanya literasi Al Qur'an ini, siswa yang dulunya tidak pernah membawa Al Qur'an, sekarang setiap ada jadwal pelajaran PA dan BPI, semua siswa sudah membawa Al Qur'an," tutup Wahida. mk